「고용창출에 관한 인도네시아 공화국 법률대체 정부령 2022년 제2호(제48조)」
• 국가‧지역: 인도네시아 • 법률번호: 2022년 제2호 • 제정일: 2022년 12월 30일
Beberapa ketentuan dalam UndangUndang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 295, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) diubah sebagai berikut:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. 2. Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. 3. Proses Produk Halal yang selanjutnya disingkat PPH adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan Produk mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk. 4. Bahan adalah unsur yang digunakan untuk membuat atau menghasilkan Produk. 5. Jaminan Produk Halal yang selanjutnya disingkat JPH adalah kepastian hukum terhadap kehalalan suatu Produk yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal. 6. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal yang selanjutnya disingkat BPJPH adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan JPH. 7. Majelis Ulama Indonesia yang selanjutnya disingkat MUI adalah wadah musyawarah para ulama, zuama, dan cendekiawan muslim. 8. Lembaga Pemeriksa Halal yang selanjutnyadisingkat LPH adalah lembaga yang melakukan kegiatan pemeriksaan dan/atau pengujian terhadap kehalalan Produk. 9. Auditor Halal adalah orang yang memiliki kemampuan melakukan pemeriksaan kehalalan Produk. 10. Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu Produk yang diterbitkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis atau penetapan kehalalan Produk oleh MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupaten/Kota, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, atau Komite Fatwa Produk Halal. 11. Label Halal adalah tanda kehalalan suatu Produk. 12. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan usaha di wilayah Indonesia. 13. Penyelia Halal adalah orang yang bertanggung jawab terhadap PPH. 14. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum. 15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.
a. kementerian dan/atau lembaga terkait; b. LPH; dan c. MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupatenf Kota, atau Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh.
Kerja sama BPJPH dengan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan untuk sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sarna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 10A diatur dalam Peraturan Pemerintah.
a. memiliki kantor sendiri dan perlengkapannya; b. memiliki Auditor Halal paling sedikit 3 (tiga) orang; dan c. memiliki laboratorium atau kesepakatan kerja sama dengan lembaga lain yang memiliki laboratorium.
a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam; c. berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (satu) di bidang pangan, kimia, biokimia, teknik industri, biologi, farmasi, kedokteran, tata boga, atau pertanian; d. memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk menurut syariat Islam; dan e. mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi dan/ atau golongan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai LPH dan Auditor Halal diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pelaku Usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal wajib: a. mencantumkan Label Halal terhadap Produk yang telah mendapat Sertifikat Halal; b. menjaga kehalalan Produkyang telah memperoleh Sertifikat Halal; c. memisahkan lokasi, tempat dan penyembelihan, alat pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian antara Produk Halal dan tidak halal; d. memperbarui Sertifikat Halal jika terdapat perubahan komposisi Bahan dan/atau PPH; dan e. melaporkan perubahan komposisi Bahan dan/atau PPH kepada BPJPH.
a. mengawasi PPH di perusahaan; b. menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan; c. mengoordinasikan PPH; dan d. mendampingi Auditor Halal LPH pada saat pemeriksaan.
a. beragama Islam; dan b. memiliki wawasan luas dan memahami syariat tentang kehalalan.
a. data Pelaku Usaha; b. nama dan jenis Produk; c. daftar Produk dan Bahan yang digunakan; dan d. pengolahan Produk.
LPH menyerahkan hasil pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan Produk kepada MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupatenf Kota, atau Majetis Permusyawaratan Ulama Aceh dengan tembusan yang dikirimkan kepada BPJPH, melalui sistem elektronik terintegrasi.
a. ulama; dan b. akademisi.
Sertifikat Halal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33A ayat (4) dan Pasal 34 ayat (1) diterbitkan oleh BPJPH paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak penetapan kehalalan Produk diterima oleh BPJPH.
Apabila LPH tidak dapat memenuhi batas waktu yang telah ditetapkan dalam proses sertifikasi halal, LPH tersebut akan dievaluasi dan/atau dikenai sanksi administratif.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Label Halal diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pengawasan JPH dilakukan terhadap: a. LPH; b. kehalalan Produk; c. pencantuman Label Halal; d. pencantuman keterangan tidak Halal; e. pemisahan lokasi, tempat dan alat penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, serta penyajian antara Produk Halal dan tidak Halal; f. keberadaan Penyelia Halal; dan/atau g. kegiatan lain yang berkaitan dengan JPH.
LAYANAN PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK HALAL BERBASIS ELEKTRONIK
a. BPJPH; b. LPH; c. MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupaten/ Kota, dan Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh; d. Komite Fatwa Produk Halal; dan e. pendamping PPH.
SUMBER PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan Undang-Undang ini bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah;dan/atau c. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. sosialisasi dan edukasi mengenai JPH; b. pendampingan dalam PPH; c. publikasi bahwa Produk berada dalam pendampingan; dan d. pengawasan Produk Halal yang beredar.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pelaksanaan layanan penyelenggaraan JPH menggunakan sistem elektronik terintegrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52A dibangun secara bertahap paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Sertifikat Halal yang telah diterbitkan oleh BPJPH sebelum Undang-Undang ini berlaku dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak terdapat perubahan komposisi Bahan dan/atau PPH.
「고용창출에 관한 인도네시아 공화국 법률대체 정부령 2022년 제2호(제48조)」
• 국가‧지역: 인도네시아 • 법률번호: 2022년 제2호 • 제정일: 2022년 12월 30일
「할랄제품보증에 관한 법률 2014년 제33 호」(인도네시아 공화국 관보 2014년 제295 호, 인도네시아 공화국 추보 제5604호)의 일 부 규정을 다음과 같이 개정한다.
이 법에서 사용하는 용어의 뜻은 다음과 같 다. 1. 제품이란 식품, 음료, 약품, 화장품, 화학 제품, 바이오제품, 유전자변형제품과 관련 된 물품 그리고/또는 서비스와 대중이 사 용, 적용 또는 활용하는 물품을 말한다. 2. 할랄제품이란 이슬람율법에 따라 할랄 로 선언된 제품을 말한다. 3. 이하 PPH라 약칭되는 할랄제품공정이 란 제품의 할랄성을 보증하기 위한 일련의 활동으로 재료의 준비, 가공, 보관, 포장, 유통, 판매 및 진열을 포함한다. 4. 재료란 제품을 제조 또는 생산하는 데 사용되는 요소를 말한다. 5. 이하 JPH라 약칭하는 할랄제품보증이란 제품의 할랄성에 대한 법적 확실성으로 할 랄인증서를 통하여 증명되는 것을 말한다. 6. 이하 BPJPH라 약칭하는 할랄제품보증 관리청이란 JPH를 관리하기 위하여 정부 가 설립한 기구를 말한다. 7. 이하 MUI로 약칭하는 인도네시아울라 마협회란 울라마, 주아마 및 무슬림 지식인 협의체를 말한다. 8. 이하 LPH라 약칭하는 할랄검사기관이 란 제품의 할랄성에 대한 검사 그리고/또는 시험 작업을 수행하는 기관을 말한다. 9. 할랄감사관이란 제품의 할랄성 검사를 수행할 수 있는 능력을 갖춘 사람을 말한 다. 10. 할랄인증서란 할랄파트와 또는 MUI, 주 MUI, 시/군 MUI, 아쩨울라마협의회, 또 는 할랄제품파트와위원회의 제품의 서면 랄성 인정을 기초로 하여 BPJPH가 발행한 할랄인증서를 말한다. 11. 할랄라벨이란 제품의 할랄성에 대한 표시를 말한다. 12. 사업자란 인도네시아 영역에서 사업 활동을 수행하는 개인이나 법인 또는 비법 인 형태의 사업체를 말한다. 13. 할랄감독관이란 PPH의 책임자를 말한 다. 14. 자(者)란 개인 또는 법인을 말한다. 15. 장관이란 종교 분야의 정부 업무를 관 장하는 장관을 말한다.
a. 유관 부처 그리고/또는 기관 b. LPH c. MUI, 주 MUI, 시/군 MUI 또는 아쩨울 라마협의회
제7조제2항의 BPJPH와 고등교육기관과 의 협력은 할랄제품의 홍보, 교육 및 출판 을 위하여 실시한다.
제7조, 제8조, 제9조, 제10조 및 제10A조 의 협력에 관한 세부규정은 정부령으로 정 한다.
a. 자체 사무실과 장비 구비 b. 3명 이상의 할랄감사관 보유 c. 실험실 보유 또는 실험실이 있는 다른 기관과 협력 계약 체결
a. 인도네시아 국민 b. 무슬림 c. 식품, 화학, 생화학, 산업공학, 생물, 약 학, 의학, 조리학 또는 농업 분야에서 학사 이상의 학위 보유 d. 이슬람율법에 따른 할랄제품에 대한 이 해와 폭넓은 통찰력 보유 e. 개인 그리고/또는 집단의 이익보다 신도 의 이익 우선시
LPH 및 할랄감사관에 관한 세부규정은 정 부령으로 정한다.
할랄인증을 취득한 사업자는 다음 각 호의 의무가 있다. a. 할랄인증 취득 제품에 할랄라벨 부착 b. 할랄인증 취득 제품의 할랄성 유지 c. 할랄제품과 비할랄제품 간의 도축, 가공, 보관, 포장, 유통, 판매 및 진열을 위한 위 치, 장소 및 도구 분리 d. 구성 성분 그리고/또는 PPH에 변경이 있는 경우 할랄인증 갱신 e. 구성 성분 그리고/또는 PPH의 변경 사 항 BPJPH에 보고
a. 회사에서 PPH 감독 b. 개선 및 예방 조치 결정 c. PPH 조정 d. LPH의 할랄감사관의 검사에 동행
a. 무슬림 b. 폭넓은 통찰력 및 할랄에 관한 이슬람율 법에 대한 이해 보유
a. 사업자 정보 b. 제품명 및 유형 c. 사용된 제품 및 재료 목록 d. 제품 가공
LPH는 통합전자시스템을 통하여 제품 할 랄 검사 그리고/또는 시험 결과를 BPJPH 를 참조로 하여 MUI, 주 MUI, 시/군 MUI 또는 아쩨울라마협의회에 제출한다.
a. 울라마 b. 학자
제33A조제4항 및 제34조제1항에 따른 할 랄인증서는 BPJPH가 제품의 할랄성 결정 을 수령한 날로부터 1영업일 이내에 BPJPH가 발급한다.
LPH가 할랄인증 절차에서 정한 기한을 준 수하지 못하는 경우 LPH는 공정에 설정된 시간 제한을 충족하지 못하는 경우 해당 LPH는 평가 그리고/또는 행정제재를 받는 다.
할랄라벨에 관한 세부규정은 정부령으로 정한다.
다음 각 호에 대하여 JPH 감독을 실시한 다. a. LPH b. 제품 할랄성 c. 할랄라벨 부착 d. 비할랄 정보 부착 e. 할랄제품과 비할랄제품 간의 도축, 가공, 보관, 포장, 유통, 판매 및 진열을 위한 위 치, 장소 및 도구 분리 f. 할랄감독관의 상주 g. JPH와 관련된 기타 활동
전자 기반 할랄제품 보증 서비스
a. BPJPH; b. LPH c. MUI, 주 MUI, 시/군 MUI 및 아쩨울라 마협의회 d. 할랄제품파트와위원회 e. PPH자문단
재원
이 법의 시행 기금은 다음 각 호로부터 나 온다. a. 국가 수입 및 지출 예산 b. 지방 수입 및 지출 예산 c. 법령규정에 따라 합법적이고 구속력 없 는 기타 재원
a. JPH에 관한 홍보 및 교육 b. PPH 자문 c. 지원받고 있는 제품임을 게시 d. 유통되는 할랄제품 감독
지역사회의 참여 및 수상에 관한 세부규정 은 정부령으로 정한다.
제52A조의 통합전자시스템을 사용하는 JPH 관리 서비스의 실시는 이 법이 제정된 후 1년 이내에 단계적으로 실시한다.
이 법이 시행되기 전에 BPJPH가 발행한 할랄인증은 구성 성분의 변경 그리고/또는 PPH에 변화가 없는 한 계속하여 유효하다.